Rabu, 09 April 2008

Putu Elmira, Hidup dengan Pedang, Belajar Hidup di Atas Panggung





Elle, begitu sapaan akrab gadis cantik dan imut ini. Penampilannya sederhana. Tutur katanya santun dengan ekspresi wajah yang selalu ia mainkan mengiringi tiap kalimatnya. Canda-canda renyah ala anak SMA tetapi cerdas, selalu ia tambahkan pada setiap obrolan. Tidak perlu heran dia adalah seorang aktris teater yang berbakat. Sehingga tidak terlalu sulit baginya membuat orang untuk tetap betah mendengar bicaranya. Namun siapa sangka dibalik wajah manis nan mungil ini ternyata ia gadis yang sangat lihai memainkan pedang!
Ya, anggar adalah olah raga yang sejak SMP ia tekuni. “Awalnya cuma iseng nonton latihan di kompleks perumahannya akhirnya ditawari gabung, karena keasyikan aku jadi rajin ikut latihan.” aku siswi kelas 2 SMA 2 Denpasar ini. Akhirnya keseriusannya tersebut tidak sia-sia karena akhirnya ia menjadi atlet anggar satu-satunya Bali yang lolos ke PON XVII di Kalimantan Timur nanti. “Aku merasa sangat bangga bermain anggar, anggar itu cool jarang banget orang bisa memainkannya hehe..” canda atlet muda penyelamat eksistensi IKASI Bali di tingkat nasional ini.

Ketika ditanya mengapa anggar yang notabene adalah olah raga keras ia intimi, gadis yang bernama lengkap Putu Elmira ini, menjawab dengan bersemangat: “Walaupun anggar adalah olah raga keras, tapi sebenarnya otak lebih diandalkan disitu dan yang penting adalah ketelitian, bukankah biasanya perempuan lebih teliti dibanding laki-laki yang biasanya sembrono he…he…” candanya dengan suara yang serak basah membuat semakin betah saja menemaninya mengobrol. “Lihat bekas goresan di lengan kananku ini” sambil menyingsingkan t-shirt dengan warna charcoal favoritnya. “Ini adalah bekas tusukan lawan di Pra PON kemarin, aku tidak menyerah dan akhirnya aku menang!” tuturnya berapi-api.

Sementara dunia teater juga sangat serius ditekuninya. “Sejak SD aku sudah suka membaca puisi dan akhirnya serius mendalami akting sejak bergabung Teater Topeng di sekolah.” tutur dara yang tanggal 10 ini merayakan sweet seventeen-nya. Keseriusan mendalami akting dibuktikan dengan berhasilnya blasteran Padang – Tegallalang (Bali) ini lolos casting yang dilakukan Rudy Sudjarwo untuk film layar lebarnya nanti. Bulan kemarin Elle juga telah menjadi bintang utama film produksi sebuah LSM yang disutradarai oleh sutradara Australia.

“Aku hidup dengan pedang namun belajar hidup dari panggung.” kalimatnya filosofis. ”Anggar mengingatkanku bahwa perlu kehati-hatian dan harus selalu sigap dalam hidup sementara teater mengajariku hidup sederhana dan senantiasa harus bekerja sama serta memperhatikan orang sekitar.” tutur Elle, yang suatu saat nanti ingin jadi public relation.

Disamping anggar dan teater ternyata Elle masih memiliki seabrek kegiatan lainnya. Penggemar perkedel jagung masakan mamanya ini tergabung dalam cheerleader di sekolahnya dan memiliki sebuah grup band di kelasnya. “Kadang hari aku kayak orang gila bernyanyi-nyayi di kamar mandi sambil menari-nari hehe..” guyonnya dengan suara yang memang terkesan seksi.

Ternyata sedemikian padat kegiatannya, keluarganya sangat mendukung. “Pada awalnya memang mama sering mempertanyakan mengapa aku selalu jarang di rumah dan pulang malam tapi akhirnya setelah aku menunjukkan prestasiku akhirnya mamaku mendukung bahkan mama sering mengompori aku untuk ikut salah satu lomba atau audisi yang kira-kira aku mampu. Sering juga mama kelihatan lebih bersemangat daripada aku. Yang penting sekolah tidak teganggu. Jadi semuanya harus berjalan dengan balance.” kata penggemar buah manggis dan durian ini, sesekali lesung pipit muncil di pipinya membuat wajah manisnya semakin terlihat manis saja.

“Memang akhirnya aku dituntut untuk sangat teliti mengatur waktu tetapi bagiku itu tidak sulit karena aku terdidik mandiri, aku lebih sering hanya bersama mama karena sejak kecil papaku sudah bekerja di luar negeri, mama sering menyemangati walaupun aku perempuan untuk selalu tangguh dalam hidup.” tuturnya membuat haru.

“Aku sangat sedih melihat semakin banyak saja remaja perempuan sekarang terlihat sangat agresif pada hal yang negatif dan terkesan tidak tahu malu. Padahal sekarang saatnya perempuan Indonesia bangkit karena sudah makin banyaknya kesempatan untuk menunjukkan diri bahkan menjadi pemimpin. Jangan hamburkan waktu yang takkan pernah kembali dengan sesuatu yang tak berguna. Lakukan sesuatu yang bisa membuat orang lain bahagia dan kamu juga merasakannya.” pesannya lugas yang menunjukkan dirinya adalah sosok perempuan muda yang cerdas. (dap)

note: tulisan ini dibuat untuk kontribusi di majalah Ge-M Magazine

Met ultah ya, El...

2 komentar:

Ngurah Satriya mengatakan...

om swastiastu

model iklan amonto ne Dap?
salam nah, hehe

sukses blognya!

Dadap mengatakan...

aku kontributor freelance di Ge-M magazine... yah itung2 promo gratis hehehe...