Kamis, 03 April 2008

Gondrong is Not a Crime

Jika kita konsisten mempertahankan budaya ataupun tradisi nenek moyang kita maka kita harus gondrong!

Jika kita ingat dokumentasi-dokumentasi di buku-buku sejarah maka jelas sekali bagaimana budaya pendahulu kita dalam hal style rambut. Tonton saja film-film tentang negara kita di zaman kerajaan atau sinetron-sinetron yang mengambil setting pra-kolonial. Tentu saja si pembuat tidak melakukan riset yang terlalu sembarangan (walau sinetron sering riset sembarangan haha...). Perhatikan juga peranda-peranda dan pemangku-pemangku (orang suci) dimana gondrong adalah sesuatu yang bagi mereka sakral.

Bibiku, saudara ayah yang lebih tua bercerita bahwa pada zaman dia kecil semua laki-laki dewasa gondrong. “Cukur rapi” mulai membudaya saat dimulai zaman sekolah, dimana sekolah didirikan oleh Belanda. Jadi cukur rapi sebenarnya adalah budaya asing. Budaya yang berkembang di dunia militer yang terbangun barangkali zaman eropa kuno di Sparta yang sangat kontra dengan Athena. Di Sparta anak lelaki diwajibkan cukur cepak ala tentara sementara di Athena rambut boleh gondrong karena di Athena notabene orang-orang idealis yang tidak peduli keseragaman.

Namun kita tidak perlu terlalu konsisten dengan budaya nenek moyang ini karena untuk menerapkannya sangat mahal. Lebih baik uang lebih ditabung untuk siap-siap menghadapi kenaikan harga beras, minyak goreng dan gas daripada dihabiskan untuk merawat rambut (walau cuma pakai sampo). Kalau mau gondrong juga bukanlah sebuah kejahatan. (dap)

1 komentar:

Revolutio mengatakan...

Tinggal di Bali y? tdi abis mampir d blog teater.
cowo Gondrong?
mmm bole jga..:)