Kamis, 10 April 2008

Pancasila Sebagai Agama Bersama Bangsa Indonesia

Pancasila adalah Filsafat Bangsa Indonesia yang bukan Filsafat Barat dan Filsafat Timur. Nilai-nilai yang ada di dalamnya merupakan hasil penggalian nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang serta diyakini oleh bangsa Indonesia. Beberapa dari nilai tersebut juga merupakan nilai-nilai yang juga diyakini oleh bangsa-bangsa di dunia Barat atau juga bangsa-bangsa di belahan lain bumi ini. Berarti nili-nilai Pancasila mengandung makna yang universal. Walau tidak dapat dipungkiri juga bahwa para pendiri bangsa dipengaruhi konsep humanisme, rasionalisme, universalisme, sosial demokrasi, nasionalisme Jerman, demokrasi parlemen, dan nasionalisme. Sehingga nilai-nilai tersebut juga teraplikasi dalam Pancasila sekaligus memperkaya pancasila itu sendiri.

Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, merupakan cerminan dari psikologis bangsa Indonesia yang begitu religius sejak zaman nenek moyang sebelum mengenal agama hingga sekarang ketika konsep ketuhanan mulai disistematisasi agama.

Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, merupakan cerminan nilai yang tertuang dalam budaya bangsa Indonesia yang konsep-konsepnya dapat kita lihat dalam konsep Agama Hindu yaitu konsepsi Tat Twam Asi yang berarti “Aku adalah Kamu”. Dalam konsepsi Islam juga ada yang diistilahkan dengan Fardhukifayah. Artinya sebelum budaya barat masuk ke Indonesia konsep-konsep tentang humanisme universal elah kita miliki.

Sila ketiga, Persatuan Indonesia, Sila 3 terinspirasi oleh konsepsi Ratu Adil namun juga tidak dapat dipungkiri terinspirasi oleh German ein Totaliter Fuhrerstaat yaitu sistem nasionalisme Jerman.

Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Nilai ini merupakan nilai demokrasi yang memang sudah tumbuh dan berkembang dalam masyarakat bangsa Indonesia sebelum lahirnya negara Indonesia sekalipun. Namun secara spesifik menuju ke arah demokrasi yang seperti sekarang tidak terlepas dari pengaruh Demokrasi Parlemen yang berkembang di Barat.

Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, adalah cita-cita bangsa Indonesia yang diharapkan tercapai setelah dilaksanakannya sila-sila yang sebelumnya diatas. Cita-cita ini juga menyerupai konsep Demokrasi Sosial Ekonomi yang berkembang di barat.

Jika kita analisa secara mendalam maka dapat kita sepakati bahwa begitu sempurnanya Pancasila. Kesempurnaan nilai yang dikandung Pancasila tersebut juga membuat sebagian orang berpendapat bahwa tidak semua nilai-nilai dalam Pancasila mudah atau bisa diwujudkan.

Namun coba kita hayati sekali lagi dengan seksama. Pancasila sebenarnya layak menjadi sebuah kitab suci. Nilai-nilai filosofisnya sangat lengkap dan cukup untuk mendasari sebuah agama. Sila pertama adalah cerminan bahwa pancasila memuat filsafat ketuhanan. Filsafat tentang Tuhan merupakan syarat mutlak sebuah agama. Sila-sila yang lain juga memuat nilai-nilai dalam kitab suci sebuah agama.

Sehingga, seandainya seluruh rakyat Indonesia ikhlas menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia maka tidaklah terlalu sulit menerima Pancasila sebagai agama kita bersama. Mengenai tata cara peribadatannya kembali diserahkan kepada masing individu namun tetap tidak boleh melanggar dari koridor-koridor yang telah ditentukan oleh Pancasila.

3 komentar:

Jeannie Octaviani mengatakan...

waaahhh. makasii udah berkunjuung. org denpasar yaahh??

IMS mengatakan...

Dap!!!! Beh jeg suba dadi sastrawan jani nok! Kapan2 kalo ada acara, kontak aku Dap! dot sajan biin nostalgia jak ane berbau2 teater! Med nepukin coding sebilang wai nok! Comment ke blog ku nah! Aku link blog mu! Btw, tulisanmu mantep2 nok! Btw, ga boleh anonim ni ya? :D aku pake domain sendiri soalnya. Link ku di http://imsuryawan.net

IMS mengatakan...

Satu lagi ketinggalan. Gabung ke Bali Blogger Community Dap! Caranya, ikut aja milis di Yahoogroups. Lengkapnya informasi ada di http://baliblogger.org