
Sudah tradisi
Bu Nisye pergi
Anaknya dititipkan pada tivi
Membawa playstation baru
Anaknya hilang
Belum selesai memutar Miyabi
Ditelpon suaminya
Lupa telah dicerai tadi pagi
Baru saja Joni terjaring
operasi di lokalisasi
Sudah tradisi
Bu Nisye pergi
Anaknya dititipkan pada tivi
Membawa playstation baru
Anaknya hilang
Belum selesai memutar Miyabi
Ditelpon suaminya
Lupa telah dicerai tadi pagi
Baru saja Joni terjaring
operasi di lokalisasi
Barangkali ketidakdiikutsertakannya drama modern dalam ajang tahunan Pekan Seni Remaja (PSR) mengendurkan semangat berteater bagi sebagian besar teater sekolah di Denpasar. Namun hal itu tidak berlaku bagi Teater Angin. Teater sekolah SMA 1 Denpasar ini justru menerima “tantangan” dalam ajang yang lebih bergengsi yaitu Festival Drama Modern Tingkat SMA/SMK yang akan diadakan pada akhir bulan ini di Semarang.
Segenap anggota Teater Angin berjuang keras menyiapkan pentas nasional ini. Bahkan persiapan mereka tampak lebih sungguh-sungguh daripada menyiapkan sebuah drama untuk pentas PSR. Dengan tanpa didampingi pembina maupun pelatih, mereka setia begadang setiap hari bahkan menginap di sekolah. Memang semangat “Angin” tersebut merupakan tradisi yang diwarisi secara turun-temurun sejak puluhan tahun Teater Angin berdiri.
Adalah kesungguhan anak-anak Angin dalam berteater dengan penuh tanggung jawab membuat Teater Angin tetap eksis hingga hari ini. Regenerasinya sangat baik sehingga organisasi ini tetap berkelanjutan dan solid. Disamping itu pula tidak terlepas dari kebijakan SMA 1 Denpasar yang sangat men-support kegiatan non-akademis walaupun sekolah ini adalah sekolah dengan prestasi akademik terbaik di
Hingga saat ini Teater Angin adalah teater sekolah terbaik di
Sejauh mana Teater Angin mampu berbicara di pentas nasional, mampukah menjadi teater sekolah terbaik tingkat nasional? Kita tunggu kabar dari
( dadap )
Sebatang rokok
Kuhisap sambil jongkok
Ibu muda penjual pulsa
Belajar sms tampaknya
Anak-anaknya tidak tahu
Ibunya sedang dirayu
Berpuluh motor parkir
Kemana orangnya
Di belakang sana
Laki-laki putih kuning
Perempuan berkebaya
Tampaknya siswa-siswi
”Ah aku lupa!”
”Ini Hari Saraswati!”
Dua meja penuh bola-bola
Perempuannya minum koka-kola
”Mereka berkumpul disini.”
”Nanti malam bercinta”
”Besok pagi melebur dosa!”
Pancasila adalah Filsafat Bangsa
Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, merupakan cerminan dari psikologis bangsa
Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, merupakan cerminan nilai yang tertuang dalam budaya bangsa
Sila ketiga, Persatuan Indonesia, Sila 3 terinspirasi oleh konsepsi Ratu Adil namun juga tidak dapat dipungkiri terinspirasi oleh German ein Totaliter Fuhrerstaat yaitu sistem nasionalisme Jerman.
Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Nilai ini merupakan nilai demokrasi yang memang sudah tumbuh dan berkembang dalam masyarakat bangsa
Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Jika kita analisa secara mendalam maka dapat kita sepakati bahwa begitu sempurnanya Pancasila. Kesempurnaan nilai yang dikandung Pancasila tersebut juga membuat sebagian orang berpendapat bahwa tidak semua nilai-nilai dalam Pancasila mudah atau bisa diwujudkan.
Namun coba kita hayati sekali lagi dengan seksama. Pancasila sebenarnya layak menjadi sebuah kitab suci. Nilai-nilai filosofisnya sangat lengkap dan cukup untuk mendasari sebuah agama. Sila pertama adalah cerminan bahwa pancasila memuat filsafat ketuhanan. Filsafat tentang Tuhan merupakan syarat mutlak sebuah agama. Sila-sila yang lain juga memuat nilai-nilai dalam kitab suci sebuah agama.
Apakah yang ada di kepalamu Mimi?
Apakah hanya anak semata wayangmu
yang belum saja ada yang memberi nama?
Atau kau sedang memikirkan sebuah nama untuk anakmu?
Atau kau teringat ayahnya yang takkan mungkin berkunjung?
Atau kau teringat sahabat kecilmu Joni
yang hilang dicuri orang?
Ataukah kau mengeluh tentang Popo
sahabat baru yang terpaksa kuberi
Tapi tak bisa kau akuri seperti Joni?
Atau kau sedih Joni tak melihat kebahagiaanmu dengan anak pertamamu?
Atau jangan-jangan kau kesal padaku?
yang selalu telat memberimu makan
saat Marsya dan Patma pulang ke Jeruk Mancingan
sementara Koko jarang pulang
Atau kau sebenarnya rindu Jeruk Mancingan?
Ingin lihat rumah baru Si Pinna Kecil yang kini sudah besar
Mimi kamu kenapa? Ayolah katakan dengan isyarat yang lebih jelas!
Aku juga masih bingung tentang nama anakmu
Aku juga menyesal meninggalkan Joni sendiri saat Nyepi
Aku juga selalu rindu Jeruk Mancingan
(Bagaimanapun aku tetap lebih mudah memahamimu
Kugelitik saja puting-putingmu
Manjamu akan menghapus segala pertanyaan)
Akasia,2008
Akan gemerisik tariannya
yang diiramakan rintik hujan
dan disemangati angin
Lihat sayang,
Di hilir itu adalah rumahku
sebentar lagi juga rumahmu
Mari sayang, percepat langkah kita
Pesaksi-pesaksi ingin segera menyatukan kita
Kita susuri saja jalan setapak sebuah sungai kecil
Jangan rasakan kerikil-kerikil
Rasakanlah kebahagiaan yang tak henti dialirkan dari hulu
Jangan sampaikan keluh pada tanah becek
Sampaikanlah salam pada hujan yang tak pernah tak rintik
Memberi kesuburan
Kita akan mandi gula
Ini sungguh momen luar biasa
Tak ingin henti kulepas rana
Hingga memori bergiga-giga
Karangasem,2008