Kamis, 15 Mei 2008

Akhir Sejarah Suku Bugis Sebagai Bangsa Pelaut di Serangan

Setelah pendulang itu datang
Mengayak setiap butir pasir
Bersama terumbu masa lalu
Menenggelamkan laut

Setiap bulan purnama
Tak ada lagi kura-kura
bersedia mampir ke jaba pura
Telurnya telah pecah dalam rahim
didentum musik pesta

Perahu retak tergeletak di ladang
Anak-anak sudah lupa akan asin laut
Genangan keringat ayahnya
Tak cukup menjadi kolam
Tempat belajar berenang

Di pulau emas ini
Sejarah pelaut bangsaku berakhir

Serangan, April 2008

8 komentar:

Ngatini mengatakan...

so sweeet....eh enggak soal cinta ya? salah berarti komentarku..heheh

Dadap mengatakan...

ini tentang cinta dalam arti yang lebih lebar...

Mike.... mengatakan...

cinta antara siapa dan siapa?
hehehe...
Serangan itu dmn sih?

Anonim mengatakan...

keren euy!!!!

salah satu bukti modernisasi yang mengacak-acak budaya dan alam kah?

Dadap mengatakan...

Serangan adalah sebuah pulau di provinsi bali. Terkenal dengan terumbu karangnya dan tempat favorit penyu bertelur. Nsmun untuk kepentingan pariwisata pantai direklamasi dan dibuat menyatu dengan pulau Bali. Terumbu karang dikeruk untuk menguruk pantai. Pantai kini lenyap, penduduk tidak bisa lagi menjadi nelayan karena rata2 perahunya kecil. Ikan hanya ada di laut lepas. Nelayan kecil banyak terpaksa menjadi pemulung. Mega proyek yang bernama BTID hingga kini mangkrak. Janji investor untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih baik hanya mimpi2 belaka. Sudah lebih dari sepuluh tahun pantai lenyap!

rizky mengatakan...

Emang pantas ya... kalo ada lagunya nenek monyang ku seorang pelaut?? sejaharnya emang seperti itu

Kang Boim mengatakan...

semua sudah mulai terkikis...dari budaya, kebiasaan dan prilaku masyarakat indonesia, sampai akhirnya semua hanya akan jadi sebuah catatan sejarah

Bill mengatakan...

inget2 pak jusuf kalla ya? :)